Ø CARDIAC
OUTPUT
Cardiac Output adalah banyaknya darah
yang dikeluarkan ventrikel kiri ke dalam aorta setiap menit (cardiac
output = jantung)
Stroke volume : adalah banyaknya darah yang
dikeluarkan ventrikel kiri ke dalam aorta setiap kali kontraksi ventrikel
(stroke voume = isi sekuncup) (sekitar 80 cc)
Biasanya cardiac output pada umumnya
= Strokr volume X frekuensi jantung permenitmisalnya : frekuensi jantung 70
kali permenit maka cardiac output = 70 x 80 cc = 5 l /menit pada
orang dewasa cardiac output : dalam keadaan istirahat : 3.4 - 4.5 l/menit
jalan dengan kecepatan sedang 6-7,5 l/menit Pada
waktu berolahraga pada atlet terlatih 30-35 l/menit pada keadaan tertentu
sistem cardiovaskular dapat menyeimbangkan cairan dalam tubuh .
Curah jantung =
frekuensi jantung x isi sekuncup
Faktor-faktor
utama yang mempengaruhi curah jantung
1
Aktivitas berat
memperbesar curah jantung sampai 25 L per menit, pada atlit yang sedang berlatih
mencapai 35 L per menit. Cadangan jantung adalah kemampuan jantung untuk memperbesar curahnya.
2 Aliran balik vena ke
jantung. Jantung mampu menyesuaikan output dengan input-nya berdasarkan alasan
berikut:
a
peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir diastolic
b peningkatan volume
diastolic akhir, akan mengembangkan serabut miokardial ventrikel
c
semakin banyak serabut oto jantung yang mengembang pada permulaan konstraksi
(dalam batasan fisiologis), semakin banyak isi ventrikel, sehingga daya
konstraksi semakin besar. Hal ini disebut hukum Frank-Starling tentang jantung.
Faktor yang mendukung
aliran balik vena dan memperbesar curah jantu
b
Pernafasan. Selama inspirasi, peningkatan tekanan negative dalam rongga toraks
menghisap udara ke dalam paru-paru dan darah vena ke atrium.
c
Reservoir vena. Di bawah stimulasi saraf simpatis, darah yang tersimpan dalam
limpa, hati,dan pembuluh besar, kembali ke jantung saat curah jantung turun.
d
Gaya gravitasi di area atas jantung membantu aliran balik vena.
Faktor-faktor
yang mengurangi aliran balik vena dan mempengaruhi curah jantung
a
perubahan posisi tubuh dari posisi telentang menjadi tegak, memindahkan darah
dari sirkulasi pulmonary ke vena-vena tungkai. Peningkatan refleks pada
frekuensi jantung dan tekanan darah dapat mengatasi pengurangan aliran balik
vena.
b
Tekanan rendah abnormal pada vena (misalnya, akibat hemoragi dan volume darah
rendah) mengakibatkan pengurangan aliran balik vena dan curah jantung.
c
Tekanan darah tinggi. Peningkatan tekanan darah aorta dan pulmonary memaksa
ventrikel bekerja lebih keras untuk mengeluarkan darah melawan tahanan. Semakin
besar tahanan yang harus dihadapi ventrikel yang bverkontraksi, semakin sedikit
curah jantungnya.
Pengaruh
tambahan pada curah jantung
a
Hormone medular adrenal. Epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin meningkatkan frekuensi jantung dan daya kontrasi sehingga curah jantung meningkat.
b Ion. Konsentrasi
kalium, natrium, dan kalsium dalam darah serta cairan interstisial mempengaruhi
frekuensi dan curah jantungnya.
c
Usia dan ukuran tubuh seseorang dapat mempengaruhi curah jantungnya.
d
Penyakit kardiovaskular.
Beberapa
contoh kelainan jantung, yang membuat kerja pompa jantung kurang efektif dan
curah jantung berkurang, meliputi:
1
Aterosklerosis, penumpukan plak-plak dalam dinding pembuluh darah koroner, pada
akhirnya akan mengakibatkan sumbatan aliran darah.
2
Penyakit jantung iskemik, supali darah ke miokardium tidak mencukupi, biasanya
terjadi akibat aterosklerosis pada arteri koroner dan dapat menyebabkan gagal
jantung.
3
Infark miokardial (serangan jantung), biasanya terjadi akibat suatu penurunan
tiba-tiba pada suplai darah ke miokardium.
4
Penyakit katup jantung
akan mengurangi curah darah jantung terutama saat melakukan aktivitas
Ø STROKE VOLUME
Isi
sekuncup : Jumlah darah yang dipompakan jantung
kedalam aorta setiap denyut jantung (sama dengan SV).
Isi
Sekuncup (curah sekuncup)
Isi
sekuncup merupakan jumlah darah yang dipompakan keluar dari masing-masing
venrikel setiap jantung berdenyut. Isi sekuncup tergantung dari tiga variabel: beban
awal, kontraktilitas, dan beban akhir.
Beban Awal
Faktor
penentu beban awal:
• Insufisiensi mitral menurunkan beban awal
• Stensosis mitral menurunkan beban awal
• Volume sirkualsi, peningkatan volume sirkulasi
meningkatkan beban awal. Sedangkan penurunan volume sirkulasi menurunkan beban awal
.
• Obat-obatan, obat vasokonstriktor meningkatkan beban
awal. Sedangkan obat-obat vasodilator menurunkan beban awal.
Beban
Akhir
Beban
akhir adalah besarnya tegangan dinding ventrikel untuk dapat memompakan darah
saat sistolik. Beban akhir menggambarkan besarnya tahanan yang menghambat
pengosongan ventrikel. Beban akhir juga dapat diartikan sebagai suatu beban
pada ventrikel kiri untuk membuka katup semilunar aorta, dan mendorong darah
selama kontrakis/sistolik.
Beban
akhir dipengaruhi:
• Stenosis aorta
meningkatkan beban akhir
• Vasokontriksi perifer
meningkatkan beban akhir
• Hipertensi
meningkatkan beban akhir
• Polisitemia
meningkatkan beban akhir
o Obat-oabatan,
vasodilator menurunkan beban akhir, sedangkan vasokonstriktor meningkatkan
beban akhir.
Peningkatan secara
drastis beban akhir akan meningkatkan kerja ventrikel, menambah kebutuhan
oksigen dan dapat berakibat kegagalan ventrikel.
Kontraktilitas
Kontraktilitas merupakan kemampuan otot-otot jantung untuk menguncup dan mengembang. Peningkatan kontraktilitas merupakan hasil dari interaksi protein otot aktin-miosin yang diaktifkan oleh kalsium. Peningkatan kontraktilitas otot jantung memperbesar curah sekuncup dengan cara menambah kemampuan ventrikel untuk mengosongkan isinya selama sistolik.
Kontraktilitas merupakan kemampuan otot-otot jantung untuk menguncup dan mengembang. Peningkatan kontraktilitas merupakan hasil dari interaksi protein otot aktin-miosin yang diaktifkan oleh kalsium. Peningkatan kontraktilitas otot jantung memperbesar curah sekuncup dengan cara menambah kemampuan ventrikel untuk mengosongkan isinya selama sistolik.
Ø HEART RATE/HR (DENYUT
JANTUNG)
Denyut
jantung biasanya mengacu pada jumlah waktu yang dibutuhkan oleh detak jantung
per satuan waktu, secara umum direpresentasikan sebagai bpm (beats per minute). Denyut
jantung yang optimal untuk setiap individu berbeda-beda tergantung pada kapan
waktu mengukur detak jantung tersebut (saat istirahat atau setelah
berolahraga). Variasi dalam detak jantung sesuai dengan jumlah oksigen yang
diperlukan oleh tubuh saat itu.
Detak
jantung atau juga dikenal dengan denyut nadi adalah tanda penting dalam bidang
medis yang bermanfaat untuk mengevaluasi dengan cepat kesehatan atau mengetahui
kebugaran seseorang secara umum.“Pada orang dewasa yang sehat, saat sedang
istirahat maka denyut jantung yang normal adalah sekitar 60-100 denyut per
menit (bpm). Jika didapatkan denyut jantung yang lebih rendah saat sedang
istirahat, pada umumnya menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien dan lebih
baik kebugaran kardiovaskularnya
Pada keadaan
normal dan istirahat, jantung orang dewasa akan berdenyut secara teratur antara
60-100 detak/menit.
Kecepatan dari denyut jantung
ditentukan oleh kecepatan dari signal listrik yang berasal dari pemacu jantung,
SA node. Signal listrik dari SA node mengalir melalui kedua serambi, menyebabkan
kedua serambi berkontraksi mengalirkan darah ke kedua bilik. Kemudian signal
listrik ini mengalir melalui AV node mencapai kedua bilik. Ini menyebabkan
kedua bilik berkontraksi memompa darah keseluruh tubuh dan menghasilkan
denyutan (pulse). Pengaliran listrik yang teratur ini dari SA node ke AV node
menyebabkan kontraksi teratur dari otot jantung yang dikenal dengan sebutan
denyut sinus (sinus beat). Waktu istirahat, kecepatan signal listrik dari SA
node adalah perlahan, jadi denyut jantung juga perlahan. Waktu
olah raga atau waktu sangat kegirangan , kecepatan signal listrik dari SA node
menjadi cepat sehingga denyut jantung juga jadi cepat.
Pola
dan/atau perubahan yang cepat dari denyut jantung normal
disebut aritmia. Beberapa pasien ada yang sama sekali tidak sadar adanya
aritmia. Yang lain ada mengeluh tentang gejala-gejala termasuk palpitasi,
perasaan lompatan atau getaran jantung, pusing, sesak napas atau nyeri dada.
Denyut jantung ternyata
tak hanya menandakan kondisi jantung. Ia juga bisa menjadi pertanda kesehatan
ginjal pada masa mendatang. Dalam sebuah penelitian, denyut jantung
yang lemah dan lambat disinyalir dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal. Hal itu
terungkap dalam studi yang dilakukan tim riset dari John Hopkins University
School yang dimuat dalam Journal of the American Society of Nephrology.
Dalam studinya, tim
Brotman menganalisis data jantung dan ginjal dari 13.241 orang dewasa di AS
berusia 45 hingga 64, yang ikut dalam studi yang meneliti risiko
atherosclerosis. Secara umum, interval denyut jantung yang cepat dan variabilitas denyut jantung yang tinggi
mengindikasikan sistem saraf otonomik yang sehat dan kondisi kardiovaskular
yang bagus.
Tim peneliti
menemukan fakta bahwa orang yang memiliki interval denyut jantung yang lambat memiliki risiko dua kali lipat
mengalami gagal ginjal beberapa
tahun kemudian. Mereka yang variabilitas denyut jantungnya lebih rendah memiliki risiko gagal ginjal
1,5 kali lebih tinggi.
Faktor yang
Mempengaruhi Denyut Jantung
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi denyut
jntung, berikut sperti yang ada dibawah ini:
- Tingkat aktivitas fisik
- Tingkat kebugaran
- Suhu udara
- Posisi tubuh (berdiri atau berbaring, misalnya)
- Emosi
- Ukuran tubuh
- Konsumsi obat-obatan
Cara
Memeriksa Detak Jantung Sendiri
Mengetahui perubahan denyut jantung
sangat penting agar tahu masalah jantung sejak dini. Tak hanya dengan
menggunakan peralatan khusus, memeriksa denyut jantung juga bisa dilakukan
sendiri tanpa menggunakan alat.
Denyut jantung adalah
jumlah detak jantung per satuan waktu, biasanya dinyatakan dengan denyut per
menit (beats per minute atau bpm). Denyut jantung dapat bervariasi sesuai
dengan kebutuhan tubuh untuk perubahan oksigen, seperti selama latihan atau
tidur.
Pengukuran denyut jantung biasanya
digunakan oleh para profesional medis untuk membantu dalam diagnosis dan
pemantauan kondisi medis. Tapi Anda juga bisa melakukan pemeriksaan denyut
jantung sendiri tanpa harus menggunakan peralatan medis khusus.
Seperti dilansir dari Ehow, Senin
(3/5/2010), berikut cara memeriksa denyut jantung tanpa menggunakan peralatan
khusus:
1. Gunakan jari untuk menemukan denyut nadi
Gunakan 2 jari atau 3 jari, yaitu
jari telunjuk, jari tengah dan jari manis untuk menemukan denyut nadi Anda.
Tapi jangan gunakan ibu jari karena ibu jari memiliki denyut sendiri. Pemeriksaan bisa
dilakukan pada pergelangan tangan (denyut radial) dan di leher (denyut nadi
karotis).
Pada pergelangan tangan, gunakan
bantalan 3 jari yaitu telunjuk, tengah dan jari manis. Tempat yang ideal adalah
di bawah lipatan pergelangan tangan di pangkal jempol. Tekan ringan sampai Anda
menemukan denyut nadi (darah berdenyut di bawah jari). Jika perlu, gerakkan
jari-jari hingga Anda menemukan denyut yang paling kencang.
Pada leher cukup gunakan dua jari,
telunjuk dan jari tengah. Tempat yang ideal adalah sekitar satu inci ke sisi
tengah tenggorokan, tepat di tempat leher dan dagu bertemu.
2. Periksa dan merekam tingkat, kekuatan dan ritme
Gunakan jam atau arloji di tangan
yang lain. Hitung dan catat berapa banyak denyut yang terjadi dalam 10 detik.
3. Dikalikan 6
Denyut jantung adalah jumlah denyut
per satuan menit. Maka jumlah denyut selama 10 detik dikalikan dengan angka 6
(60 detik sama dengan 1 menit). Hasilnya merupakan denyut jantung Anda. Denyut jantung lambat
Denyut jantung normal
saat istirahat untuk individu dewasa berkisar 60-100 kali per menit. Bila
seseorang memiliki denyut jantung di bawah itu, dokter akan mendiagnosanya
dengan bradikardia (denyut jantung lambat).
Detak jantung lambat terkadang biasa dan
bisa menjadi tanda seseorang sangat fit. Dewasa muda sehat dan atlet sering
kali memiliki denyut jantung kurang dari 60 kali per menit.
Tapi bagi orang lain,
detak jantung lambat bisa jadi tanda adanya masalah dengan ‘sistem listrik’
jantung. Ini menandakan alat pacu jantung tidak berfungsi dengan benar atau
‘jalur listrik’ jantung terganggu.
Bradikardia yang parah dengan jantung yang berdetak begitu lambat, sehingga darah yang
dipompa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, dapat mengancam jiwa.
Seperti dilasir dari WebMD, Bradikardia
dapat disebabkan oleh:
- Perubahan di jantung yang merupakan hasil penuaan.
- Penyakit yang merusak sistem kelistrikan jantung. Ini termasuk penyakit jantung koroner, serangan jantung, dan infeksi seperti endokarditis dan miokarditis.
- Kondisi yang dapat memperlambat impuls listrik di jantung. Contohnya memiliki tingkat tiroid rendah (hipotiroidisme) atau ketidakseimbangan elektrolit, seperti terlalu banyak kalium dalam darah.
- Efek samping obat untuk mengobati masalah jantung atau tinggi tekanan darah.
Detak jantung cepat
Denyut jantung yang lebih cepat dan
mencapat 100 kali lebih didiagnosa dengan takikardia (denyut jantung cepat).
Kebanyakan orang mengalami denyut jantung
cepat sementara atau takikardia sinus, sebagai respons normal terhadap
kegembiraan, kecemasan, stres, mengonsumsi kafein atau olahraga.
Tapi jika takikardia terjadi pada saat
istirahat atau tanpa sebab logis, maka dianggap abnormal. Biasanya detak
jantung cepat terjadi pada orang dengan penyakit tiroid, demam, atau efek dari
obat-obatan tertentu (terutama asma dan obat alergi).
Pada beberapa kasus, takikardia tidak
menimbulkan gejala atau komplikasi. Namun, takikardia serius dapat mengganggu
fungsi jantung normal, meningkatkan risiko stroke, atau menyebabkan gagal
jantung atau kematian mendadak.
Maka sebaiknya sering-seringlah memeriksa
denyut jantung Anda sendiri, untuk mengetahui berbagai masalah jantung secara
dini.
Solusi Terbaik dan Aman untuk Menormalkan Denyut Jantung Dengan Xamthone Plus
Xamthone Plus merupakan
sebuah merek produk minuman kesehatan yang berasal dari buah manggis
kulaitas nomor 1 . Xamthone plus
di formulasikan dari nutrisi murni buah manggis , buah eksotik yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan manusia. Khasiatnya tidak di ragukan lagi.
Pertanyaan
ini terjawab dengan penelitian terkini yang membuktikan bahwa manggis mengandung
antioksidan yang sangat kuat yaitu xanthone, melebihi beberapa kali lipat dari
kekuatan vitamin C dan E. Selain itu juga xanthone memiliki
banyak manfaat kesehatan
terutama kesehatan kardiovaskuler seperti mengatasi penyakit jantung,
aterosklerosis, penyakit darah tinggi dan trombosit. Xanthone juga
memperlebar pembuluh darah dan memeperlancar peredaran darah. Manggis juga kaya
akan mineral kalium yang membantu metabolisme energi. Khasiat xanthone bukan sekedar
antioksidan, tetapi juga antikanker seperti hasil riset Moongkarndi. Peneliti
Fakultas Farmasi Universitas Mahidol itu menguji xanthone dalam riset praklinis
dengan SKBR3 alias kultur sel kanker serviks manusia. Hasilnya? Ekstrak
kulit manggis bersifat antiproliferasi yang kuat untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu ekstrak itu juga bersifat apoptosis atau
mendukung penghancuran sel kanker
Ø RENIN
Sistem renin-angiotensin (RAS) atau sistem
renin-angiotensin-aldosteron (Raas) adalah sistem hormon yang mengatur tekanan
darah dan air (cairan) keseimbangan.
Ketika
volume darah rendah, juxtaglomerular sel pada ginjal mengeluarkan renin
langsung ke dalam sirkulasi. Renin plasma kemudian melakukan konversi
angiotensinogen dirilis oleh hati menjadi angiotensin I. [2] Angiotensin I
kemudian diubah menjadi angiotensin II oleh enzim angiotensin converting enzyme
yang ditemukan di paru-paru. Angiotensin II adalah peptida vaso-aktif kuat yang
menyebabkan pembuluh darah mengerut, sehingga tekanan darah meningkat.
Angiotensin II juga menstimulasi sekresi aldosteron dari hormon korteks
adrenal. Aldosteron menyebabkan tubulus ginjal untuk meningkatkan reabsorpsi
natrium dan air ke dalam darah. Hal ini meningkatkan volume cairan dalam tubuh,
yang juga meningkatkan tekanan darah.
Jika sistem renin-angiotensin-aldosteron terlalu aktif, tekanan darah akan terlalu tinggi. Ada banyak obat yang mengganggu langkah yang berbeda dalam sistem ini untuk menurunkan tekanan darah. Obat ini adalah salah satu cara utama untuk mengontrol tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal jantung, gagal ginjal, dan efek berbahaya dari diabetes.
Sistem
renin-angiotensin-aldosteron (Raas) memainkan peran penting dalam mengatur
volume darah dan resistensi pembuluh darah sistemik, yang bersama-sama
mempengaruhi curah jantung dan tekanan arteri. Sesuai namanya, ada tiga
komponen penting untuk sistem ini:
1
renin,
2
angiotensin, dan
3
aldosteron. Renin, yang terutama dirilis oleh ginjal, merangsang pembentukan
angiotensin dalam darah dan jaringan, yang pada gilirannya menstimulasi
pelepasan aldosteron dari korteks adrenal. Renin adalah enzim proteolitik yang
dilepaskan ke dalam sirkulasi terutama oleh ginjal. Rilis dirangsang oleh:
aktivasi saraf simpatis (bertindak melalui β1-adrenoseptor) hipotensi arteri
ginjal (yang disebabkan oleh hipotensi sistemik atau stenosis arteri renalis)
menurun pengiriman natrium pada tubulus distal ginjal.
Juxtaglomerular (JG) sel yang terkait
dengan arteriola aferen memasuki glomerulus ginjal adalah situs utama dari
penyimpanan renin dan pelepasan dalam tubuh. Penurunan tekanan arteriola aferen
menyebabkan pelepasan renin dari sel JG, sedangkan peningkatan tekanan
menghambat pelepasan renin. Beta1-adrenoseptor terletak pada sel JG menanggapi
rangsangan saraf simpatik dengan melepaskan renin. Sel-sel khusus (makula
densa) tubulus distal terletak berdekatan dengan sel JG dari arteri aferen.
Indra densa makula jumlah ion natrium dan klorida dalam cairan tubulus. Ketika
NaCl meningkat pada cairan tubular, pelepasan renin dihambat. Sebaliknya,
penurunan tubular NaCl merangsang pelepasan renin oleh sel JG. Ada bukti bahwa
prostaglandin (PGE2 diikuti PGI2) merangsang pelepasan renin dalam menanggapi
transportasi NaCl berkurang di seluruh makula densa. Ketika tekanan arteriola
aferen berkurang, filtrasi glomerulus menurun, dan ini mengurangi NaCl dalam
tubulus distal. Ini berfungsi sebagai mekanisme penting yang berkontribusi pada
pelepasan renin bila ada hipotensi arteri aferen.
Ketika renin dilepaskan ke dalam darah,
ia bertindak atas angiotensinogen, substrat yang beredar, yang mengalami
pembelahan proteolitik untuk membentuk angiotensin I. decapeptide endotelium
vaskular, terutama di paru-paru, memiliki enzim, angiotensin converting enzyme
(ACE), yang memotong off dua asam amino untuk membentuk octapeptide,
angiotensin II (AII), meskipun banyak jaringan lain dalam tubuh (jantung, otak,
pembuluh darah) juga dapat membentuk AII
AII memiliki fungsi yang sangat penting:
Menyempitkan pembuluh resistensi
(melalui AII [AT1] reseptor) sehingga meningkatkan
resistensi vaskuler sistemik dan tekanan arteri Kisah
pada korteks adrenal untuk melepaskan aldosteron, yang pada gilirannya bekerja
pada ginjal untuk meningkatkan natrium dan retensi cairan Merangsang
pelepasan vasopresin (hormon antidiuretik, ADH) dari hipofisis posterior, yang
meningkatkan retensi cairan oleh ginjal Merangsang pusat haus di dalam
otak Memfasilitasi pelepasan norepinefrin dari ujung saraf simpatik dan
menghambat re-uptake norepinefrin oleh ujung saraf, sehingga meningkatkan
fungsi adrenergik simpatik Merangsang hipertrofi jantung dan hipertrofi
vaskular
Jalur renin-angiotensin-aldosteron
diatur tidak hanya oleh mekanisme yang merangsang pelepasan renin, tetapi juga
diatur oleh peptida natriuretik (ANP dan BNP) yang dikeluarkan oleh jantung.
Peptida ini natriuretik bertindak sebagai sistem counter-regulatory penting.
Terapi manipulasi dari jalur ini sangat penting dalam mengobati hipertensi dan gagal jantung. Inhibitor ACE, penghambat reseptor AII dan blocker reseptor aldosteron, misalnya, digunakan untuk mengurangi tekanan arteri, afterload ventrikel, volume dan darah maka preload ventrikel, serta menghambat dan membalikkan hipertrofi jantung dan pembuluh darah.
Terapi manipulasi dari jalur ini sangat penting dalam mengobati hipertensi dan gagal jantung. Inhibitor ACE, penghambat reseptor AII dan blocker reseptor aldosteron, misalnya, digunakan untuk mengurangi tekanan arteri, afterload ventrikel, volume dan darah maka preload ventrikel, serta menghambat dan membalikkan hipertrofi jantung dan pembuluh darah.
Pengaktifan
Sistem ini dapat diaktifkan bila ada hilangnya volume darah atau penurunan tekanan darah (seperti pada perdarahan). Ini hilangnya tekanan ditafsirkan oleh baroreseptor pada sinus karotid (RUSVM-BH) Dalam mode alternatif, penurunan konsentrasi NaCl filtrat dan / atau penurunan laju aliran filtrat akan merangsang densa makula untuk sinyal sel juxtaglomerular untuk melepaskan renin.
Sistem ini dapat diaktifkan bila ada hilangnya volume darah atau penurunan tekanan darah (seperti pada perdarahan). Ini hilangnya tekanan ditafsirkan oleh baroreseptor pada sinus karotid (RUSVM-BH) Dalam mode alternatif, penurunan konsentrasi NaCl filtrat dan / atau penurunan laju aliran filtrat akan merangsang densa makula untuk sinyal sel juxtaglomerular untuk melepaskan renin.
Jika perfusi aparat juxtaglomerular di makula densa ginjal berkurang, maka sel juxtaglomerular tersebut (sel granular, pericytes dimodifikasi dalam kapiler glomerulus) melepaskan enzim renin.
Renin memotong sebuah zymogen, sebuah peptida aktif,
yang disebut angiotensinogen, mengubahnya menjadi angiotensin I.
Angiotensin I kemudian diubah menjadi
angiotensin II oleh angiotensin-converting enzyme (ACE), yang dianggap
ditemukan terutama di paru-paru kapiler. Namun, bukti baru menunjukkan bahwa
ACE ditemukan di semua sel endotel pembuluh darah Angiotensin II adalah produk
bioaktif utama dari sistem renin-angiotensin, mengikat reseptor pada sel
mesangial intraglomerular, menyebabkan sel-sel ini berkontraksi bersama dengan
pembuluh darah di sekitar mereka dan menyebabkan pelepasan aldosteron dari
glomerulosa zona di korteks adrenal. Angiotensin II bertindak sebagai endokrin,
hormon autokrin / parakrin, dan intracrine.
Hal ini diyakini bahwa angiotensin I mungkin memiliki
beberapa kegiatan kecil, tetapi angiotensin II adalah produk bio-aktif utama.
Angiotensin II memiliki berbagai efek pada tubuh:
Seluruh tubuh, itu adalah vasokonstriktor poten dari arteriol.Di ginjal, menyempitkan arteriol glomerulus (Mekanisme Rheese-McKinney), memiliki efek lebih besar pada arteriol eferen dari aferen. Seperti kebanyakan tempat tidur kapiler lain dalam tubuh, penyempitan arteriol aferen meningkatkan resistensi arteriol,
meningkatkan
tekanan darah sistemik arteri dan mengurangi aliran darah. Namun, ginjal harus
terus menyaring darah yang cukup meskipun ini penurunan aliran darah, sehingga
diperlukan mekanisme untuk menjaga tekanan darah glomerulus up. Untuk melakukan
ini, angiotensin II menyempitkan arteriol eferen, yang memaksa darah untuk
membangun di glomerulus, meningkatkan tekanan glomerulus.
Laju filtrasi glomerulus (GFR) dengan
demikian dipertahankan, dan filtrasi darah dapat terus meskipun aliran darah
ginjal menurunkan secara keseluruhan. Karena fraksi filtrasi meningkat, ada
kurang cairan plasma dalam kapiler peritubular hilir. Hal ini pada gilirannya
menyebabkan penurunan tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik meningkat (karena
protein plasma tanpa filter) di kapiler peritubular (Fenomena Daley). Pengaruh
tekanan osmotik penurunan tekanan hidrostatik dan peningkatan di kapiler
peritubular akan memfasilitasi reabsorpsi peningkatan cairan tubular. Angiotensin
II menurunkan aliran darah meduler melalui vasa recta. Hal ini menurunkan
washout NaCl dan urea dalam ruang medula ginjal. Jadi, konsentrasi yang lebih
tinggi NaCl dan urea di medula memfasilitasi peningkatan penyerapan cairan
tubular. Selanjutnya, peningkatan reabsorpsi cairan ke medula akan meningkatkan
reabsorpsi pasif natrium sepanjang tungkai menaik tebal lengkung Henle.
Angiotensin
II merangsang Na + / H + exchanger terletak di membran apikal (menghadapi lumen
tubular) sel dalam tubulus proksimal dan anggota tubuh menaik tebal lengkung
Henle selain Na + saluran dalam saluran pengumpul. Hal ini pada akhirnya akan
menyebabkan reabsorpsi natrium meningkat Angiotensin II merangsang
hipertrofi sel tubulus ginjal, yang menyebabkan reabsorpsi natrium lebih
lanjut. Dalam korteks adrenal, ia bertindak untuk menyebabkan pelepasan
aldosteron. Aldosteron bekerja pada tubulus
(misalnya, tubulus distal dan berbelit-belit saluran
pengumpul kortikal) pada ginjal, menyebabkan mereka untuk menyerap kembali
natrium lebih dan air dari urin. Hal ini meningkatkan volume darah dan karena
itu meningkatkan tekanan darah. Dalam pertukaran untuk reabsorbing natrium darah,
kalium disekresi ke dalam tubulus, menjadi bagian dari urin dan diekskresikan.
Pelepasan anti-diuretik hormon (ADH), disebut juga vasopresin - ADH dibuat di hipotalamus dan dilepaskan dari kelenjar hipofisis posterior (terletak di fossa Clarence). Seperti namanya, itu juga menunjukkan vaso-konstriktif properti, tapi tentu saja utamanya tindakan adalah untuk merangsang reabsorpsi air di ginjal. ADH juga bekerja pada sistem saraf pusat untuk menambah nafsu makan individu untuk garam, dan untuk merangsang sensasi haus.