Rabu, 31 Juli 2013

PENYAKIT DARAH

PENYAKIT DARAH

A.    A N E M I A

  1. https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEgVre8J93ZS-prhb-9PM_DjrckT7h9ddi3M4YgHHRMb5bdq9YLBym37uvh7oyCYkpmSmckiPTIIc2v80t9kcVfJr6gNDCtnQrqUo143Hs4TcB7wOTD65WUjllUYveFmFiU6uOFyjFPsk/s400/anemia.png
  1. Latar Belakang
Anemia bisa menyebabkan kerusakan sel otak secdara permanen lebih berbahaya dari kerusakan sel-sel kulit. Sekali sel-sel otak mengalami kerusakan tidak mungkin dikembalikan seperti semula. Karena itu, pada masa amas dan kritis perlu mendapat perhatian.Menstruasihttp://www.alhamsyah.com/wp-content/uploads/2008/10/kurang-darah-atau-anemia-300x225.jpgAnemia lain. Anemia jenis ini berbeda dari yang lain, antara lain thalassemia dan anemia yang disebabkan oleh kecacatan hemoglobin.http://www.meliapropolis.net/images/anemia.jpgNapas  pendek dan sakit kepala terutama pada saat latihan, Gejala - gejala yang disebabkan oleh pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan Kelelahan, Kelemahan, Kurang tenaga dan Kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
Anemia
viskositas darah menurun
resistensi aliran darah perifer
penurunan transport O2 ke jaringan
hipoksia, pucat, lemah
beban jantung meningkat
kerja jantung meningkat
payah jantung.

pada ibu berupa abortus, kelahiran prematur, waktu bersalin yang berkepanjangan/lama, pendarahan persalinan, shock, gagal jantung. Pada anak beruoa prematur, kematian janin, cacat bawaan, cadangan besi yang kurangLeukemiaPengertian
Ketika sel-sel leukemia meningkat, pembangunan sel darah merah (oksigen sel yang membawa) platelet (sel pembekuan darah) dan normal leukosit menurun. Jika ini produksi sel darah putih tidak diobati, sel-sel ini akhirnya akan menyerang bagian sisa tubuh, seperti otak, hati, kelenjar getah bening dan sumsum tulang belakang.
Leukemia adalah dari empat jenis. Jenis ini limfositik, kronis, myelogenous dan akut. Pada leukemia kronis, pengembangan lambat sehubungan dengan leukemia akut yang sangat cepat berkembang. Arus utama leukemia akut korban adalah anak-anak. Leukemia sel tumbuh tidak pernah penuh, karena harus seperti sel-sel sehat lainnya. Sel-sel darah putih tidak meninggal dunia. Sel-sel ini memiliki kecenderungan untuk mereproduksi dan membangun dalam tubuh.
a.      Pilek tidak sembuh-sembuh
b.      Pucat, lesu, mudah terstimulasi
c.       Demam dan anorexia
d.      Berat badan menurun
e.       Ptechiae, memar tanpa sebab

f.       Nyeri pada tulang dan persendian
g.      Nyeri abdomen
h.      Lumphedenopathy
i.        Hepatosplenomegaly
j.        Abnormal WBC
Leukemia SymptomsAnemia
1.Sunar Trenggana, Dr. Leukemia ; Penuntun bagi orang tua Bagian Ilmu Kesehatan Anak, FK UNHAS/SMF Anak RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar.
2.Susan Martin Tucker, Mary M. Canabbio, Eleanor Yang Paquette, Majorie Fife Wells, 1998, Standar Perawatan Pasien, volume 4, EGC.
3.Abdoerrachman MH, dkk, 1998, Ilmu Kesehatan Anak, Buku I, penerbit Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
4.Anna Budi Keliat, SKp, MSc., 1994, Proses Keperawatan, EGC.
5.Marilynn E. Doenges, Mary Prances Moorhouse, Alice C. Beissler, 1993, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC.
6.Rosa M Sacharin, 1996, Prinsip Keperawatan Pediatrik, edisi 2, Jakarta
7.Soeparman, Sarwono Waspadji, 1998, Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Berdasarkan survei kewsehatan rumah tangga (SKSRT) 2001, prevalensi anemia pada balita 0-5 tahun sekitar 47%, anak usia sekolah dan remaja sekitar 26,5%, sehingga diperlukan asupan besi tambahan untuk mencegah kekurangan besi.
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat (Nelson,1999). Kebanyakan anemia pada anak adalah anemia kekurangan zat besi atau iron deficiency anemia.
Penyebabnya umumnya adalah pola makan yang kurang tepat. Anemia lainnya adalah anemia karena pendarahan, anemia karena pabriknya mengalami gangguan (sumsum tulang tidak memproduksi sel-sel darah dengan baik dan penyebabnya bermacam-macam), bisa juga anemia karena yang bersangkutan menderita suatu penyakit keganasan seperti kangker, leukemia dll, tapi biasanya dokter akan tahu karena hati dan limpanya membesar.

A.    Anatomi Fisiologi
Sistem hematology tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sumsum tulang dan nodus limfa. Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain karena berbentuk cairan.
Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi dalam tubuh dan lingkungan luar serta memiliki sifat-sifat protektif terhadap organisme sebagai suatu keseluruhan dan khususnya terhadap darahnya sendiri.
Unsur seluler darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), beberapa jenis sel darah putih (leukosit), dan pecahan sel yang disebut trombosit.
1.      Sumsum tulang
Sumsum tulang menempati bagian dalam tulang spons dan bagian tengah rongga tulang panjang. Sumsum merupakan 4 % sampai 5 % berat badan total,sehingga merupakan yang paling besar dalam tubuh. Sumsum bisa berwarna merah atau kuning. Sumsum merah merupakan tempat diproduksi sel darah merah aktif dan merupakan organ hematopoetik (penghasil darah) utama. Sedang sumsum kuning, tersusun terutama oleh lemak dan tidak aktif dalam produksi elemen darah.

2.      Eritrosit
Sel darah merah atau eritrosit dalah merupakan cakram bikonkaf yang tidak berinti yang kira-kira berdiameter 8 m, tebal bagian tepi 2m pada bagian tengah tebalnya hanya 1m atau kurang. Karena sel itu lunak dan lentur maka dalam perjalanannya melalui mikrosirkulasi konfigurasinya berubah. Stroma bagian luar yang mengandung protein terdiri dari antigen kelompok A dan B serta faktor Rh yang menentukan golongan darah seseorang. Komponen utama sel darah merah adalah protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut O2 dan CO2 dan mempertahankan pH normal melalui serangkaian dapar intraseluler. Molekul-molekul Hb terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida (globin) dan 4 gugus hem, masing-masing mengandung sebuah atom besi. Konfigurasi ini memungkinkan pertukaran gas yang sangat sempurna.
Pembentukan hemoglobin terjadi pada sumsum tulang melalui semua stadium pematangan. Sel darah merah memasuki sirkulasi sebagai retikulosit dari sumsum tulang. Retikulosit adalah stadium terakhir dari perkembangan sel darah merah yang belum matang dan mengandung jala yang terdiri dari serat-serat retikular. Sejumlah kecil hemoglobin masih dihasilkan selama 24 sampai 48 jam pematangan, retikulum kemudian larut dan menjadi sel darah merah yang matang.




3.      Leukosit (sel darah putih)
Leukosit merupakan unit yang mobil/aktif dari sistem pertahanan tubuh. Leukosit ini sebagian di bentuk di sumsum tulang (granulosit dan monosit serta sedikit limfosit) dan sebagian lagi di jaringan limfe (limfosit dan sel-sel plasma). Setelah dibentuk, sel-sel ini diangkut dalam darah menuju bagian tubuh untuk di gunakan. Manfaat sesungguhnya dari sel darah putih ialah bahwa kebanyakan di transpor secara khusus ke daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius, jadi menyediakan pertahanan yang cepat dan kuat terhadap bahan infeksius yang mungkin ada. Ada 6 macam sel darah putih yang secara normal di temukan dalam darah. Keenam sel tersebut ialah netrofil polimorfonuklir, eosinofil polimorfonuklir, basofil polimorfonuklir, monosit, limfosit, dan kadang-kadang sel plasma. Selain itu terdapat juga sejumlah besar trombosit, yang merupakan pecahan dari tipe ketujuh sel darah putih yang dijumpai dalam sumsum tulang, yakni megakariosit. Ketiga tipe dari sel, yaitu sel polimorfonuklir, seluruhnya mempunyai gambaran granular, karena alasan itu mereka disrbut granulosit atau dalam terminologi klinis disebut “poli” karena intinya multipel.
Granulosit dan monosit melindungi tubuh terhadap organisme penyerang terutama dengan cara mencernakannya yaitu melalui fagositosis. Fungsi utama limfosit dan sel-sel plasma berhubungan dengan sistem imun.

4.      Trombosit
Trombosit merupakan partikel kecil, berdiameter 2 sampai 4 µm, yang terdapat pada sirkulasi plasma darah. Karena dapat mengalami disintegrasi cepat dan mudah, jumlahnya selalu berubah antara 150.000 dan 450.000 per mm³ darah, tergantung jumlah yang dihasilkan, bagaimana digunakan, dan kecepatan kerusakan. Dibentuk oleh fragmentasi sel raksasa sumsum tulang, yang disebut megakariosit. Produksi trombosit diatur oleh trombopotein.
Trombosit berperan penting dalam mengotrol pendarahan. Apabila terjadi pendarahan cedera vascular, trombosit mengumpul pada pada tempat edera tersebut. Subtansi yang dilepaskan dari granula trombosit dan sel darah lainnya menyebabkan trombosit menempel satu sama lain dan membentuk tambalan atau sumbatan, yang sementara menghentikan pendarahan. Subtansi lain dilepaskan dari trombosit untuk mengaktifasi factor pembekuan dalam plasma darah.



5.      Plasma darah
Apabila elemen seluler diambil dari darah, bagian cairan yang tersisa dinamakan plasma darah. Plasma darah mengandung ion, protein, dan zat lain. Apabila plasma dibiarkan membeku, sisa cairan yang tertinggal dinamakan serum. Serum mempunyai kandungan yang sama dengan plasma, keuali kandungan fibrinogen dan beberapa factor pembekuan.
Protein plasma tersusun terutama oleh albumin dan globulin. Globulin tersusun atas fraksi alfa, beta dan gama yang dapat dilhat dari laboratorium yang dinamakan elektroforesis protein. Masing-masing kelompok disusun oleh protein tertentu.
Gama globulin, yang tersusun terutama oleh anti bodi, dinamakan immunoglobulin. Protein ini dihasilkan oleh limfosit dan sel plasma. Protein plasma penting dalam fraksi alfa dan beta adalah globulin transpor dan nfaktor pembekuan yang dibentuk di hati. Globulin transpor membawa berbagai zat dalam bentuk terikat sepanjang sirkulasi. Misalnya tiroid terikat globulin, membawa tiroksin, dan transferin membawa besi. Faktor pembekuan, termasuk fibrinogen, tetap dalam keadaan tidak aktif dalam plasma darah sampai diaktifasi pada reaksi pada tahap-tahap pembekuan.
Albumin terutama penting untuk pemeliharaan volume cairan dalam system vaskuler. Dinding kapiler tidak permeabel terhadap albumin, sehingga keberadaannya dalam plasma menciptakan gaya onkotik yang menjaga cairan dalam rongga vaskuler. Albumin, yang dihasilkan oleh hati, memiliki kapasitas mengikat berbagai zat yang ada dalam plasma. Dalam hal ini, albumin berfungsi sebagai protein transpor untuk logam, asam lemak, bilirubin, dan obat-obatan, diantara zat lainnya.

B.     Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan sel-sel darah merah serta hemoglobin (Hb) sehingga sirkulasi zat dalam tubuh tidak berjalan secara normal yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Keadaan ini akan berpengaruh pada semua organ tubuh, bertumpuknya CO2 dalam sel yang dapat meracuni sel atau setidaknya menurunkan efisiensi dan proses lainnya dalam tubuh.
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. ( wikipedia)
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat (Nelson,1999).
Anemia berarti kekurangan sel darah merah, yang dapat di sebabkan oleh hilangnya darah yang terlalu cepat atau karena terlalu lambatnya produksi sel darah merah. (Guyton,1997).
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003)
Anemia adalah penurunan dibawah normal dadam jumlah eritrosit, banyaknya hemoglobin, atau volume sel darah merah, sistem berbagai jenis penyakit dan kelainan (Dorlan, 1998) .

C.    Factor Resiko dan Penyebab
a.      Faktor risiko Anemia yaitu :
Beberapa faktor yang mungkin meningkatkan peluang terjadinya anemia antara lain :
v  Rendahnya asupan gizi pada makanan.
v  Gangguan kesehatan usus kecil atau operasi yang berkenaan dengan usus kecil.
v 
v  Kehamilan.
v  Kondisi kronis seperti kanker, gagal ginjal atau kegagalan hati.
v   Faktor keturunan

b.      Penyebab
Darah terdiri dari plasma dan sel. Ada tiga jenis sel darah:
v  Sel darah putih (leukosit). Sel darah ini berguna untuk melawan infeksi.
v  Platelets / keping darah. Sel darah ini membantu membekukan darah saat terluka.
v  Sel darah putih (eritrosit). Sel darah merah ini membawa oksigen dari paru-paru melalui aliran darah menuju otak dan organ serta jaringan lain. Tubuh memerlukan suplai oksigen untuk berfungsi. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang merupakan protein yang kayak dengan zat besi yang memberikannya warna merah.
Banyak sel darah diproduksi oleh sumsum tulang belakang. Untuk dapat memproduksi sel darah merah dan hemoglobin, tubuh anda membutuhkan zat besi, mineral, protein dan vitamin lainnya dari makanan yang anda makan.
Penyebab umum anemia yaitu :
Anemia terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu sedikit sel darah merah, kehilangan terlalu banyak sel darah merah atau mematikan sel darah merah lebih banyak daripada menggantinya. Beberapa jenis anemia dan penyebabnya adalah:
1.      Iron deficiency anemia. Penyebab anemia jenis ini adalah kekurangan zat besi di tubuh. Sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin. Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak akan memproduksi cukup hemoglobin untuk sel darah merah.
2.      Vitamin deficiency anemia. Sebagai tambahan dari zat besi, tubuh juga membutuhkan folat dan vitamin B-12 untuk menghasilkan cukup sel darah merah. Asupan makanan yang rendah zat tersebut dan nutrisi penting lain dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah merah. Sebagai tambahan, beberapa orang tidak dapat dengan efektif menyerap vitamin B-12.
3.      Anemia of chronic disease. Penyakit kronis tertentu, contohnya kanker dan HIV/AIDS. Dapat mempengaruhi produksi sel darah merah, menghasilkan anemia kronis. Gagal ginjal juga dapat menyebabkan anemia.
4.      Aplastic anemia. Jenis ini sangat jarang terjadi dan merupakan kondisi yang mengancam jiwa. Ini disebabkan oleh berkurangnya kemampuan sumsum tulang belakang untuk menghasilkan ketiga jenis sel darah. Penyebabnya tidak diketahui.
5.      Anemias associated with bone marrow disease. Kondisi seperti leukemia dan myelodysplasia dapat menyebabkan anemia yang menyebabkan produksi darah di sumsum tulang belakang berkurang.
6.      Hemolytic anemias. Ini terjadi ketika sel darah merah hancur lebih cepat dan sumsum tulang belakang tidak mampu mengimbanginya dengan menghasilkan sel darah merah pengganti. Penyakit tertentu seperti gangguan pada darah dapat menjadi penyebab. Serta gangguan autoimun tubuh dapat menyebabkan tubuh menghasilkan antibodi terhadap sel darah merah sehingga menghancurkan sel darah merah.
7.      Sickle cell anemia. Jenis anemia ini disebabkan oleh kecacatan bentuk hemoglobin yang membuat sel darah merah terbentuk seperti sabit. Sel darah merah ini mati secara prematur dan menyebabkan kondisi kronis kurangnya sel darah merah.
8.     

D.    Tanda dan Gejala Anemia
a.      Tanda dan keluhan yang seringkali di temukan pada penderita dari berbagai jenis anemia adalah :
1.      Mudah  lelah dan hilangnya energi,
2.      Detak  jantung yang cepat tidak seperti biasanya yang terutama muncul pada saat exercise (latihan),
3.     
4.      Sulit  untuk berkonsentrasi,
5.      Pusing
6.      Kulit  pucat, seperti gambar di samping dimana tangan sebelah kiri kelihatan lebih pucat dibandingkan tangan sebelah kanan yang menandakan tangan yang pucat tersebut menderita kurang darah atau anemia,
7.      Kram  pada kaki
8.      Sulit  tidur (insomnia).

b.     

E.     Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
a.      Jumlah efektif eritrosit berkurang menyebabkan jumlah O2 ke jaringan berkurang
b.      Kehilangan darah yang mendadak (> 30%) mengakibatkan pendarahan menimbulkan simtomatologi sekunder hipovolemi dan hipoksia
c.       Tanda dan gejala: gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardi,dyspne, syok
d.      Kehilangan darah dalam beberapa waktu (bulan) sampai dengan 50% terdapat kompensasi adalah :
v  Peningkatan curah jantung dan pernafasan
v  Meningkatkan pelepasan O2 oleh haemoglobin
v  Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan.
v  Redistribusi aliran darah ke organ vital.
Salah satu tanda yang sering di kaitkan dengan anemia adalah pucat, ini umumnya sering di kaitkan dengan volume darah, berkurangnya hemoglobin dan vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman O2 ke organ-organ vital. Karena faktor-faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler mempengaruhi warna kulit maka warna kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat diandalkan. Warna kuku, telapak tangan dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik guna menilai kepucatan.

F.     Manifestasi Klinik
1.      Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
2.      Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada)
3.      Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)
4.      Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada SSP
5.      Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)

G.    Etiologi
1.      Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2.      Perdarahan
3.      Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4.      Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid, piridoksin, vitamin C dan copper
5.      Diet yg tdk mncukupi
6.      Kebutuhan yg meningkat pada saat kehamilan, laktasi
7.      Perdarahan pd saluran cerna, donor darah, Hemoglobinuria, Penyimpanan besi yg kurang

H.    Komplikasi
1.      Komplikasi anemia pada umumnya yang ringan dapat berupa  Kurangnya konsentrasi, daya tahan tubuh yang berkurang, sampai yang berat bisa menyebabkan gagal jantung
2.      Anemia pada kehamilan dapat memberikan komplikasi
3.      Komplikasi anemia pada anak dapat berupa penurunan kecerdasan, terganggunya perkembangan koordinasi mental maupun motorik serta mempengaruhi emosi bayi sehingga lebih penakut, ragu- ragu. Dan bila tidak diindahkan kelainan ini bisa bersifat irreversible. Komplikasi umum akibat anemia adalah :
v  Gagal  jantung
v  Parestisia
v  Kejang.

I.       Pemeriksaan fisik
1.      Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.
2.      Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
3.      Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis.
4.      Takikardi, Nyeridada, Dispneu, Pusing, Kelemahan, Tenitus (telinga berdenging), Anoreksia, Nausea, Konstipasi, Diaredan, Stomatitisa.

J.      Pemeriksaan Laboratorium
v  Hb : 4,.3 gr/dl
NN : Haemoglobin (Hb) : 13.5 –17.5 (13 –16) (g/dl)
v  Leukosit : 5800(/ul)
NN : Leukosit : 4.000 –11.000 (5.000 –10.000) (/ul)
v  HT : 34%
NN : Hematokrit (Ht) : 41.0 –53.0 (40 –54) (%)
v  Trombosit : 155000 (/ul)
NN : Trombosit : 150.000 – 440.000 (150.000 – 400.000) (/ul).







L E U K E M I A

A.   
Leukemia berasal dari bahasa Yunani. arti nya adalah "darah putih". Leukemia adalah jenis kanker. Ketika ada akses abnormal sel-sel darah putih, kita menyebutnya Leukemia.
Leukemia adalah penyakit yang dimulai pada organ yang membuat darah di lentur, bagian lembut tulang (bagian lunak dalam tulang) yang dikenal sebagai sumsum tulang dan dalam struktur getah bening. Penyakit ini dapat muncul pada orang dewasa serta anak-anak. Leukemia adalah jenis kanker yang abnormal dan belum dikembangkan sel darah putih terbentuk. Sel-sel ini berkembang dikenal sebagai leukosit. Pada beberapa pasien leukemia, ini leukosit atau sel darah putih sangat banyak bahwa keuntungan darah keputihan tanda hubung. Mitos belakang leukosit atau sel darah putih adalah bahwa ketika sel-sel darah putih meningkat dan produksi sel-sel normal mengalami penurunan kemampuan untuk melawan penyakit dan infeksi berkurang.
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 )
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 )
Berdasarkan dari beberapa pengetian diatas maka penulis berpendapat bahwa Leukemia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh prolioferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.





Lymph Node Structure

B.     Struktur Node getah bening
Blood Cell Development
Walaupun hal ini, ilmu usia namun para peneliti masih menyadari dengan akar penyebab leukemia. Namun, tekad untuk mengetahui tentang alasan yang tepat berkembang hari demi hari di ilmuwan. Hal ini diketahui oleh penelitian bahwa leukemia lebih sering terjadi jika laki-laki daripada perempuan. Namun, hal ini masih dapat diidentifikasi mengapa penyakit ini lebih pada laki-laki dan mengapa penyakit ini terjadi adalah satu orang dan tidak dalam satu lain.







C.    Etiologi (Faktor dan Penyebab)
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
1.      Faktor genetic yaitu virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen (Tcell Leukemia – Lhymphoma Virus/ HLTV). Genetika atau Down syndrome adalah aspek bahwa tubuh tidak dapat berubah.
2.      Radiasi
Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang mendukung:
Ø  Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukemia
Ø  Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukemia
Ø  Leukemia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan Nagasaki, Jepang
3.      Obat-obat imunosupresif, obat-obat kardiogenik seperti diethylstilbestrol.
4.      Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot.
5.      Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001)
6.      Faktor leukemogenik
Terdapat beberapa zat kimia yang telah diidentifikasi dapat memengaruhi frekuensi leukemia:
Ø  Racun lingkungan seperti benzena
Ø  Bahan kimia industri seperti insektisida
Ø  Obat untuk kemoterapi
7.      Virus
Virus dapat menyebabkan leukemia seperti retrovirus, virus leukemia feline, HTLV-1 pada dewasa.
Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.





D.    Manifestasi  klinik
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut :
Tanda dan gejala leukemia yang di timbulkan umumnya berbeda diantara penderita, namun demikian secara umum dapat di gambarkan sebagai berikut :
1.     
Penderita akan menampakkan cepat lelah, pucat, dan benapas cepat (sel darah merah dibawah normal menyebabkan oksigen dalam tubuh kurang, akibatnya penderita bernapas cepat sebagai kompensasi pemenuhan kekurangan oksigen dalam tubuh).
2.      Perdarahan
Ketika Platelet (sel pembeku darah) tidak terproduksi dengan wajar karena di dominasi oleh sel darah putih, maka penderita akan mengalami perdarahan dijaringan kulit (banyaknya jentik mereha lebar/kecil dijaringan kulit)
3.      Terserang injeksi
Sel darah putih berperan sebagai pelindung daya tahan tubuh, terutama melawan penyakit infeksi. Pada penderita leukemia, sel darah putih yang diterbentuk  adalah tidak normal. Sehingga tidak befungsi semestinya. Akibatnya tubuh penderita rentan terkena infeksi virus/bakteri, bahkan dengan sendirinya akan menampakkan keluhan adanya demam, keluar cairan putih dari hidung (meler) dan batuk.
4.      Nyeri tulang persendian
Hal ini disebabkan sebagai akibat dari sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.

5.      Nyeri akut
Nyeri perut juga merupakan salah satu indikasi gejala leukemia, dimana sel leukemia dapat terkumpul pada organ ginjal, hati, dan empedu yang menyebabkan pembesaran pada organ-organ tubuh ini dan timbulah nyeri. Nyeri perut ini dapat berdampak hilangnya nafsu makan.

6.      Pembengkakan kelenjar lympa.
Penderita kemungkinan besar mengalami pembengkakan pada kelenjar lympa, baik itu yang dibawah lengan, leher, dada dan lainnya. Kelenjar lympa bertugas menyaring darah, sel leukemia dapat terkumpul disini dan menyebabkan pembengkakan.
7.      Kesulitan bernapas (Dyspnea)
Penderita menampkkan gejala kesulitan bernapas dan nyeri dada, apabila terjadi hal ini maka harus segera dapat pertolongan medis.

E.     Patofisiologi
1.      Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia.
2.      Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.
3.      Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.
4.      Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian. (Suriadi, & Yuliani R, 2001: hal. 175).

F.     Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
a.       Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur.
b.      Pungsi lumbal untuk mengkaji keterlibatan susunan saraf pusat
c.       Foto toraks untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum.
d.      Aspirasi sumsum tulang. Ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.
e.       Pemindaian tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.
f.       Pemindaian ginjal, hati, limpa untuk mengkaji infiltrat leukemik.
g.      Jumlah trombosit menunjukkan kapasitas pembekuan.

G.    Penatalaksanaan Medis
Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang diberikan pada anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase : induksi, konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agens kemoterapeutik untuk menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang 2 sampai 3 minggu selama fase konsolidasi untuk memberantas keterlibatan sistem saraf pusat dan organ vital lain. Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk memperpanjang remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah prednison (antiinflamasi), vinkristin (antineoplastik), asparaginase (menurunkan kadar asparagin (asam amino untuk pertumbuhan tumor), metotreksat (antimetabolit), merkaptopurin, sitarabin (menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia granulositik akut), alopurinol, siklofosfamid (antitumor kuat), dan daunorubisin (menghambat pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut). (Betz, Cecily L. 2002. : 302).










DAFTAR PUSTAKA anemia


Abdulrrahman, dkk. 1995. Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Unifersitas. Jakarta
Behrman, Ricard E et all. Ilmu Kesehatan Anak. Vol 2. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C. 1997. Fisiologi Kedokteran. Ed 9. Jakarta: EGC.
Price & Wilson. 1995. Patofisiologi. Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik/ Donna L. Wong: alih bahasa Monika ester, editor edisi bahasa indonesia, Sari kurniasih. Ed 4. Jakarta: EGC



Sumber dari leukemia:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar