KELAINAN PEMBULUH DARAH
1.
Pendahuluan
Arteri dan vena
terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena.
Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang
terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos
dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat
ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut
kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya
memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.
Perbedaan struktur masing-masing pembuluh darah berhubungan dengan perbedaan
fungsional masing-masing pembuluh darah tersebut.
A.
Pembuluh
Darah Arteri
Pembuluh darah Arteri
adalah Pembuluh darah yang berasal dari bilik jantung yang berdinding tebal dan
kaku. Pembuluh arteri yang datang dari bilik sebelah kiri dinamakan Aorta yang tugasnya mengangkut oksigen untuk
disebar ke seluruh tubuh. Pembuluh
arteri yang asalnya dari bilik kanan disebut sebagai pembuluh pulmonalis yang
betugas membawa darah yang terkontaminasi karbon dioksida dari setiap bagian
tubuh menuju ke paru-paru.
1. Tempat
mengalir darah yang dipompa dari bilik
2. Merupakan
pembuluh yang liat dan elastis
3. Tekanan
pembuluh lebih kuat dari pada pembuluh balik
4. Memiliki
sebuah katup (valvula semilunaris) yang berada tepat di luar jantung
5. Terdiri
atas :
a. Aorta
yaitu pembuluh dari bilik kiri menuju ke seluruh tubuh
b. Arteriol
yaitu percabangan arteri
c. Kapiler
:
v Diameter
lebih kecil dibandingkan arteri dan vena
v Dindingnya
terdiri atas sebuah lapisan tunggal endothelium dan sebuah
membran basal.
6. Dindingnya
terdiri atas 3 lapis yaitu :
v Lapisan
bagian dalam yang terdiri atas Endothelium
v Lapisan
tengah terdiri atas otot polos dengan Serat elastic
v Lapisan
terluar yang terdiri atas jaringan ikat Serat elastic
B.
Pembuluh
Balik (Vena)
Pembuluh darah Vena adalah pembuluh darah yang datang menuju
serambi jantung yang bersifat tipis dan
elastis. Pembuluh darah Vena cava ini merupakan vena utama
dalam tubuh yang membawa darah yang banyak mengandung karbondioksida dari
kepala dan anggota tubuh bawah ke serambi kanan.
1. Terletak
di dekat permukaan kulit sehingga mudah di kenali
2. Dinding
pembuluh lebih tipis dan tidak elastis.
3. Tekanan
pembuluh lebih lemah di bandingkan pembuluh nadi
4. Terdapat
katup yang berbentuk seperti bulan sabit (valvula semi lunaris) dan
menjaga agar darah tak berbalik arah.
5. Terdiri
dari :
v Vena
cava superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas tubuh menuju
serambi kanan jantung.
serambi kanan jantung.
v Vena
cava inferior yang bertugas membawa darah dari bagian bawah tubuh ke
serambi kanan jantung.
serambi kanan jantung.
v Vena
cava pulmonalis yang bertugas membawa darah dari paru-paru ke serambi kiri
jantung.
2.
Kelainan
Pada Pembuluh Darah
1. Hemangioma
Hemangioma adalah suatu kelainan pembuluh
darah bawaan yang tidak ikut aktif dalam peredaran darah umum. Hemangioma
bukanlah tumor neoplastik sekalipun mempunyai kecenderungan untuk membesar. Ia
merupakan “mesodermal excess” dari jaringan “vaso formative”. Hemangioma ini
merupakan tumor darah yang jinak, yang berada di area pembuluh darah yang
banyak, sehingga terjadi pembekuan darah di Vena. Penyakit ini sering terjadi
pada anak-anak.
a.
Patofisiologi
Hemangioma merupakan sisa-sisa jaringan “vaso formative”dari
jaringan mesidermal dan mempunyai kemampuan untuk berkembang. Macam-macam
Hemangioma dibedakan menjadi :
1.
Hemangioma
kapiler dikenal sebagai :
Ø Salmon patch
Ø Port wine stain
|
Ø Spider angioma
Ø Strawberry mark
|
Tanda-tanda Hemangioma kapiler, berupa bercak merah tidak
menonjol dari permukaan kulit. “Salmon patch” berwarna lebih muda sedang “Port
wine stain” lebih gelap kebiru-biruan, kadang-kadang membentuk benjolan di atas
permukaan kulit.
2.
Hemangioma
kavernosum.
Tampak sebagai suatu benjolan, kemerahan, terasa hangat dan
“compressible” (tumor mengecil bila ditekan dan bila dilepas dalam beberapa
waktu membesar kembali).
3.
Hemangioma
campuran (kapiler dan kavernosum).
Diantara jenis Hemangioma kavernosum dan campuran ada yang
disertai fistula arterio-venous (bawaan).
b.
Gejala
klinis Tergantung macamnya :
v Hemangioma kapiler, “Port wine
stain” tidak ada benjolan kulit.
v “Strawberry mark”, menonjol seperti
buah murbai.
v Hemangioma kavernosum, teraba hangat dan
“compressible”.
c.
Pemeriksaan
dan diagnosis
v Mudah nampak secara klinis, sebagai
tumor yang menonjol atau tidak menonjol dengan warna kemerah-merahan.
v Tumor bersifat “compressible”.
d.
Komplikasi
v Perdarahan.
v Pada tempat tertentu, dapat
mengganggu fungsi, seperti : ambliopia, sesak nafas, gangguan kencing.
v Trombositopenia, D.I.C.
Hemangioma ini sudah ada sejak lahir atau timbul sementara
sesudah lahir. Kemudian membesar dengan cepat sampai umur 6-9 bulan. Selama 1
tahun berikutnya ia tumbuh pelan sampai maksimum besarnya pada lebih kurang
umur 1 tahun. Kemudian mulai terjadi involusi spontan. Perjalanan involusi ini
berjalan bertahun-tahun, sampai umur 7 tahun.
2. Penyakit Buerger Desiese
Penyakit Buerger merupakan suatu
peradangan pada pembuluh darah arteri dan vena serta saraf pada tungkai yang menyebabkan
gangguan aliran darah. Jika tidak diobati dapat menyebabkan gangren pada daerah
yang dipengaruhinya. Penyakit Buerger dikenal juga sebagai tromboangitis
obliteran.
a.
Sign & Symptom :
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara jelas. Penyakit
ini sering diderita pria dewasa muda hingga usia pertengahan (20-40 tahun)
terutama perokok berat. Penyakit ini jarang ditemukan pada bukan perokok, oleh
sebab itu merokok merupakan suatu faktor penyebab timbulnya penyakit ini.
Kira-kira 40% penderita memiliki riwayat peradangan pembuluh vena (flebitis)
yang berperan penting dalam perkembangan penyakit Buerger. Penyakit ini
terutama terjadi pada tungkai, tetapi dapat terjadi pada lengan. Gejala awal
berupa menurunnya aliran darah (iskemia pada arteri) serta peradangan pembuluh
darah superfisial (di bawah permukaan kulit). Gejala utama adalah rasa sakit
pada daerah yang dipengaruhinya. Timbulnya penyakit ini secara perlahan-lahan
dan pertamakali timbul pada tungkai dan lengan. Peradangan terjadi pada arteri
dan vena berukuran sedang dan kecil di permukaan tubuh. Pada kasus yang lebih
lanjut, pembuluh darah pada bagian lain tubuh dapat juga dipengaruhi. Terjadi
penurunan aliran darah secara progresif pada daerah yang dipengaruhi. Denyut
nadi pada tungkai sangat lemah atau tidak teraba. Aliran darah yang sangat
berkurang dapat menyebabkan gangren yaitu matinya jaringan tubuh akibat aliran
darah yang sangat terbatas. Penderita mengeluh rasa dingin pada ujung-ujung
lengan yang mirip dengan gejala penyakit Raynaud. Pada keadaan ini, warna kulit
lengan berubah warna menjadi putih, biru dan merah jika terpapar dengan udara
dingin.
b.
Diagnose :
Diagnosis dibuat berdasarkan gejala-gejala klinis. Penderita
sering mengeluh mati rasa, rasa gatal atau rasa panas pada daerah yang
dipengaruhi sebelum peradangan pada pembuluh darah jelas terlihat.
c.
Treatment :
Tidak ada pengobatan atau pembedahan yang efektif untuk
kelainan ini. Penderita harus berhenti merokok untuk mengurangi gejala-gejala
yang dikeluhkan. Obat-obat vasodilator yang melebarkan diameter pembuluh darah
dapat diberikan pada penderita, tetapi tidak efektif. Hindarilah daerah tubuh
yang terkena terhadap paparan panas dan dingin. Hindarilah daerah yang
dipengaruhi penyakit ini terhadap trauma dan jika terjadi infeksi harus segera
diobati.
d. Prevention :
Merokok merupakan satu-satunya penyebab yang diketahui dan
harus dihindari.
3. V
a r i s e s
Varises adalah vena normal yang mengalami dilatasi akibat pengaruh
peningkatanan tekanan vena yang merupakan suatu manifestasi yang dari sindrom
insufiensi vena dimana pada sindrom ini aliran darah dalam vena mengalami arah
aliran retrograde atau aliran balik menuju tungkai yang kemudian mengalami
kongesti.
a. Pathofisiologi
Adanya tekanan tinggi dalam pembuluh darah vena . dan
mengalami dilatasi yang kemudian terus membesar sampai katup vena satu sama
lain tidak dapat saling bertemu. Kegagalan pada satu katup vena akan memicu
terjadinya kegagalan pada katup-katup lainnya. Peningkatan tekanan yang
berlebihan di dalam sistem vena superfisial akan menyebabkan terjadinya
dilatasi vena yang bersifat local sehingga, fungsi vena untuk mengalirkan darah
ke atas dan ke vena profunda akan mengalami gangguan.
Berkurangnya elastisitas dinding pembuluh vena yang
menyebabkan pembuluh vena melemah dan tak sanggup mengalirkan darah ke jantung
sebagaimana mestinya. Aliran darah dari kaki ke jantung sangat melawan
gravitasi bumi, karena itu pembuluh darah harus kuat, begitu juga dengan
dinamisasi otot disekitarnya.
Rusaknya katup pembuluh vena, padahal katup atau klep ini
bertugas menahan darah yang mengalir ke jantung agar tidak keluar kembali.
Katup yang rusak membuat darah berkumpul di dalam dan menyebabkan gumpalan yang
mengganggu aliran darah.
b. Gejala
klinis
1. Terlihat tonjolan otot pada kaki
2. Kaki terasa berat
3. Terasa Nyeri, gatal, rasa terbakar
4. Keram pada malam hari,
5. Perubahan kulit dan kesemutan
c. Penatalaksanaan
4. Vaskulitis (Radang
Pembuluh Darah)
Vaskulitis adalah peradangan pada pembuluh darah.Vaskulitis
bukan suatu penyakit, tetapi lebih merupakan proses penyakit yang terjadi pada
sejumlah penyakit jaringan ikat autoimun, seperti artritis rematoid dan lupus
eritematosus sistemik.Vaskulitis juga bisa terjadi tanpa
melibatkan jaringan ikat.
a.
Penyebab
Tidak diketahui apa yang dapat memicu vaskulitis, tetapi
diduga melibatkan virus hepatitis. Agaknya peradangan terjadi ketika sistem
kekebalan salah mengenali pembuluh darah atau bagian dari pembuluh darah sebagai
benda asing dan menyerangnya. Sel-sel dari sistem kekebalan, yang menyebabkan
peradangan, mengelilingi dan menyusup ke dalam pembuluh darah yang terkena,
merusaknya dan mungkin juga merusak jaringan yang diperdarahi oleh
pembuluh yang terkena. Pembuluh darah mengalami kebocoran atau tersumbat,
yang selanjutnya akan mengganggu pengaliran darah ke saraf, organ-organ dan bagian tubuh lainnya. Daerah tersebut akan
kehilangan darahnya (daerah iskemik) dan mengalami kerusakan menetap.
b.
Gejala
Gejala-gejalanya bisa merupakan akibat dari kerusakan
langsung pada pembuluh darah atau kerusakan jaringan yang mengalami gangguan
aliran darah. Pembuluh darah manapun bisa terkena. Vaskulitis bisa terbatas
pada vena-vena, arteri besar, arteri kecil atau kapiler; atau bisa terbatas
pada pembuluh di suatu bagian dari tubuh, misalnya kepala, tungkai atau ginjal.
c.
Penyakit-penyakit yang ditandai dengan vaskulitis :
Ø Sindroma
Henoch-Sch?nlein (Purpura Henoch-Sch?nlein) : peradangan pada vena vena kecil,
menyebabkan jerawat/bisul keras berwarna keunguan di kulit.
Ø Eritema
Nodosum : peradangan pembuluh darah pada lapisan dalam kulit, menyebabkan
benjolan dalam yang lunak dan merah di tungkai dan lengan.
Ø Poliarteritis
Nodosa : peradangan arteri-arteri berukuran sedang, menyebabkan gangguan
pengaliran darah di sepanjang pembuluh dan menuju jaringan di sekitarnya.
Ø Arteritis
Temporal (Giant Cell Arteritis, Arteritis Sel Raksasa) : peradangan
arteri-arteri di otak dan kepala, kadang-kadang menyebabkan sakit kepala dan
kebutaan.
Ø Arteritis
Takayasu : peradangan arteri-arteri besar, seperti aorta dan percabangannya,
menyebabkan penyumbatan dan denyut nadi yang tak teraba.
5.
Tomboflebitis
Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah
disertai pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada
periode pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat
peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan oleh
tekanan kepala janin selama kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada
periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan darah pada
ekstremitas bagian bawah (Adele Pillitteri, 2007).
a. Klasifikasi
Tomboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Pelvio tamboflebitis
Pelvio
tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu
vena ovarika, vena uterina dan vena hipograstika. Vena yang paling sering
terkena ialah vena overika dekstra karena infeksi pada tempat implantasi
plasenta terletak di bagian atas uterus; proses biasanya unilateral. Perluasan
infeksi dari vena ovarika dekstra, mengalami inflamasi dan akan menyebabkan
perisalpingo-ooforitis dan peridiapendisitis. Perluasan infeksi dari vena
uterna ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya terjadi sekitar hari ke-14 atau
ke-15 pasca partum.
2. Tomboflebitis
femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai,
misalnya vena vemarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering terjadi sekitar
hari ke-10 pasca partum.
b. Etiologi
v Perluasan
infeksi endometrium
v Mempunyai
varises pada vena
|
v Obesitas
v Pernah
mengalami tramboflebitis
|
v Berusia
30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi litotomi untuk waktu
yang lama
v Memiliki
insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam keluarga.
(Adele Pillitteri, 2007).
(Adele Pillitteri, 2007).
c. Tanda
dan Gejala
1. Pelvio
Tromboflebitis
v Nyeri
yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping, timbul
pada hari ke-2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
v Penderita
tampak sakit berat dengan gambaran karakteristik sebagai berikut :
a. Mengigil
berulang kali, menggigil inisial terjadi sangat berat (30-40 menit) dengan
interval hanya beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu menggigil
penderita hampir tidak panas.
b. Suhu
badan naik turun secara tajam (36 oC menjadi 40 oC) yang diikuti penurunan suhu
dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti pada endometritis)
c. Penyakit
dapat langsung selama 1-3 bulan
d. Cenderung
terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana, terutama ke paru-paru
e. Abses
pada pelvis
f. Gambaran
darah
v Terdapat
leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar ke sirkulasi, dapat segera
terjadi leukopenia)
v Untuk
membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat sebelum mulainya menggigil,
kultur darah sangat sukar dibuat karena bakterinya adalah anaerob.
g. Pada
periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena yang paling banyak
terkena adalah vena ovarika; yang sulit dicapai pada pemeriksaan dalam.
2. Tromboflebitis
femoralis
v Keadaan
umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10 hari, kemudian suhu mendadak
naik kira-kira pada hari ke-10-20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri
sekali.
v Pada
salah satu kaki yang terkena, biasanya kaki kiri akan memberikan tanda-tanda
sebagai berikut :
a. Kaki
sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar bergerak, lebih
panas dibandingkan dengan kaki lainnya.
b. Seluruh
bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang dan keras pada paha bagian
atas
c. Nyeri
hebat pada lipat paha dan daerah paha
d. Reflektorik
akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi bengkak, tegang, putih, nyeri,
dan dingin dan pulsasi menurun.
e. Edema
kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan pada umumnya terdapat pada
paha bagian atas, tetapi lebih sering dimulai dari jari-jari kaki dan
pergelangan kaki kemudian melus dari bawah ke atas.
f. Nyeri
pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat betis atau dengan
meregangkan tendo akhiles (tanda homan positif).
d. Penatalaksanaan
1. Pelvio
Tromboflebitis
v Lakukan
pencegahan terhadap endometritis dan tromboflebitis dengan menggunakan teknik
aseptik yang baik
v Anjurkan
penderita tirah baring untuk pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya
emboli pulmonum.
2. Tromboflebitis
Femoralis
v Anjurkan
ambulasi dini untuk meningkatkan sirkulasi pada ekstremitas bawah dan
menurunkan kemungkinan pembentukan pembekuan darah.
v Pastikan
klien untuk tidak berada pada posisi litotomi dan menggantung kaki lebih dari 1
jam, dan pastikan untuk memberikan alas pada penyokong kaki guna mencegah
adanya tekanan yaang kuat pada betis.
v Sediakan
stocking pendukung kepada klien pasca patrum yang memiliki varises vena untuk
meningkatkan sirkulasi vena dan membantu mencegah kondisi stasis.
v Instruksikan
kepada klien untuk memakai stocking pendukung sebelum bangun pagi dan
melepaskannya 2x sehari untuk mengkaji keadaan kulit dibawahnya.
v Anjurkan
tirah baring dan mengangkat bagian kaki yang terkena.
v Berikan
alat pemanas seperti lampu. Atau kompres hangat basah sesuai instruksi,
pastikan bahwa berat dari kompres panas tersebut tidak menekan kaki klien
sehingga aliran darah tidak terhambat.
v Sediakan
bed cradle untuk mencegah selimut menekan kaki yang terkena.
Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.
Ukur diameter kaki pada bagian paha dan betis dan kemudian bandingkan pengukuran tersebut dalam beberapa hari kemudian untuk melihat adanya peningkatan atau penurunan ukuran.
v Kaji
adanya kemungkinan tanda pendarahan lain, misalnya: pendarahan pada gusi,
bercak ekimosis, pada kulit atau darah yang keluar dari jahitan episiotomi.
v Jelaskan
kepada klien bahwa untuk kehamilan selanjutnya ia harus memberitahukan tenaga
kesehatan yang dia hadapi untuk memastikan bahwa pencegahan trombofrebitis yang
tepat telah dilakukan.
v Beritahu
klien bahwa perlu dilakukan rujukan untuk menentukan diagnosis pasti dan untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut.
6.
Aneurisma
Aneurisma adalah suatu keadaan dimana ada daerah yang lemah dan
menonjol pada pembuluh darah. Penonjolan ini hanya terjadi di bagian dalam
dinding pembuluh darah atau bisa juga membuat pembuluh darah itu menjadi
setipis balon. Inilah keadaan yang membahayakan, karena sewaktu-waktu aneurisma
ini dapat pecah.
Aneurisma dapat terjadi di pembuluh darah manapun di seluruh
tubuh. termasuk di pembuluh darah otak. Aneurisma di otak dapat bertambah
besar, dan dapat menekan daerah otak sekitarnya, menimbulkan gangguan yang nyata,
seperti sakit kepala, mual-muntah, nyeri atau kaku pada leher, pandangan kabur,
atau sensitif terhadap cahaya. Tapi sering yang tidak bergejala apapun,
terutama pada Aneurisma yang kecil. Aneurisma ini jarang ditemukan dibawah usia
20 tahun, biasanya sering terjadi pada usia yang lebih tua. Beberapa faktor
risiko yang dapat mempermudah seseorang untuk mengalami Aneurisma, yaitu
tekanan darah tinggi, luka trauma pada kepala, merokok, pengguna alkohol,
riwayat keluarga yang mempunyai Aneurisma dan kelainan bawaan lainnya seperti
ginjal Polikistik.
Aneurisma ini sendiri tergantung pada tekanan dan keadaan
dinding pembuluh yang mengalami proses repair. Awalnya ia berasal dari luka
pada jejas parenkim yang akan digantikan dengan fibrosis saat akan disembuhkan.
Jejas parenkim ini selalu menyebabkan proliferasi parenkim yang diikuti dengan
proliferasi jaringan ikat sehingga pada jejas pembuluh darah, setiap jaringan
otot akan diganti jaringan ikat.
Ada beberapa bentuk lain aneurisma : (Pisiform dan sapurus?.
Ada beberapa bentuk lain aneurisma : (Pisiform dan sapurus?.
Pathophysiology of heart disease, bentuk ini terbagi menjadi
2 : True aneurysm dan Pseudoaneurysm. Yang true, dibagi jadi fusiform dan
saccular. Fusiform paling umum ditemukan. Cirinya berupa dilatasi simetris pada
seluruh segmen aorta, sedangkan yang saccular hanya sebagian. Pseudoaneurisma
terbentuknya pecahan dari dinding pembuluh akibat bocornya darah pada dinding
pembuluh. Pecahan ini mengandung tunika adventitia atau thrombus perivaskular.
Untuk yang satu ini, penyebabnya bisa karena infeksi atau trauma oleh karena
pungsi pembuluh darah, atau kateterisasi.
Pada buku yang sama, pathophysiology of heart disease
mengatakan bahwa aorta abdominalis menjadi tempat pembentukan aneurisma,
diikuti dengan arteri thorakalis, dan arteri perifer dan cerebri. Pada aneurisma
di ascending aorta thorakalis (ascending thoracic aortic aneurysm) terjadi
nekrosis kistik medial karena proses degenerasi dan fragmentasi dari serat
elastin disertai akumulasi material kolagen dan mucoid pada tunika media
sebagai akibat penuaan disertai hipertensi maupun sindrom-sindrom herediter
(Marfan syndrome dan Ehlers-Danlos Syndrome). Lain halnya dengan descending
thoracic aorta dan abdominal aorta, atherosclerosis dan faktor resikonyalah
yang menyebabkan aneurisma.
Beberapa faktor risiko yang dapat mempermudah seseorang
untuk mengalami Aneurisma, yaitu tekanan darah tinggi, luka trauma pada kepala,
merokok, pengguna alkohol, riwayat keluarga yang mempunyai Aneurisma dan
kelainan bawaan lainnya seperti ginjal Polikistik.
Faktor Penyebabnya masih tidak diketahui pasti.
Kelihatannya, Aneurisma terjadi karena tidak adanya lapisan otot pada pembuluh
darah tersebut. Sehingga seiring dengan waktu, dimana pembuluh darah sering
mengalami kontraksi (mengecil) dan dilatasi (melebar) akan membuatnya menjadi
tipis dan teregang. Ini yang lama kelamaan akan membentuk Aneurisma.
Bahaya dari Aneurisma yang terbentuk, dapat menyebabkan
terjadinya stroke atau kematian, karena pecahnya Aneurisma tersebut. Aneurisma
dapat diobati dengan melakukan operasi. Tapi biasanya operasi baru dilakukan
untuk mencegah terjadinya perdarahan berulang dari pecahnya Aneurisma tersebut.
Karena banyak orang yang tidak menyadari akan adanya Aneurisma pada dirinya,
sampai Aneurisma itu pecah dan mengakibatkan stroke atau kematian. Infeksi
akibat Salmonella, stafilokokus, streptococcus, TB, sifilis, dan jamur juga
menjadi penyebabnya.
Pencegahan pada aneurisma dilakukan dengan menghindari
aktivitas yang meningkatkan tekanan darah seperti emosi (marah), tidak mengedan
saat BAB, dan lakukan olahraga yang ringan saja. Jangan juga makan yang
keras-keras.
Cara untuk mendeteksi Aneurisma yaitu dengan melakukan pemeriksaan sinar X
(ronsen), Ekokardiografi, CT (computed tomography) Scan dan MRI (magnetic
resonance imaging).
7.
Penyakit
Raynaud
Penyakit Raynaud dan
Fenomena Raynaud adalah suatu keadaan dimana arteri-arteri kecil (arteriola),
biasanya di jari tangan dan jari kaki, mengalami kejang, menyebabkan kulit
menjadi pucat atau timbul bercak berwarna merah sampai biru. Istilah penyakit
Raynaud digunakan jika tidak ditemukan penyebab yang pasti dan istilah fenomena
Raynaud digunakan jika penyebabnya diketahui. Kadang pada mulanya penyebabnya
tidak dapat didiagnosis, tetapi kemudian diketahui setalah sekitar 2 tahun.
Sekitar 60-90% penyakit Raynaud terjadi pada wanita muda.
a. Penyebab
Kemungkinan yang menjadi penyebabnya adalah:
v Skleroderma
v Artritis rematoid
v Aterosklerosis
|
v Kelainan saraf
v Berkurangnya aktivitas tiroid
v Cedera
|
v Reaksi terhadap obat tertentu
(misalnya ergot, metisergid).
Beberapa penderita juga memiliki sakit kepala migren,
angina varian dan tekanan darah tinggi dalam paru-parunya (hipertensi
pulmoner). Adanya hubungan dengan
penyakit-penyakti tersebut memberi kesan bahwa penyebab kejangnya arteri
kemungkinan adalah hal yang sama yang menyebabkan terjadinya penyakit
tersebut. Apapun yang merangsang sistem saraf
simpatis (misalnya emosi atau cuaca dingin), bisa menyebabkan kejang
arteri.
b.
Gejalah
Kejang pada arteri
kecil di jari tangan dan jari kaki terjadi dengan cepat dan paling sering
dipicu oleh dingin. Hal ini bisa berlangsung selama beberapa menit atau
beberapa jam.
Jari tangan dan jari
kaki menjadi putih, biasanya berbintik-bintik.
Hanya satu jari tangan atau jari kaki, atau bagian dari satu atau
beberapa jari tangan/kaki terlihat berubah menjadi bercak putih dan merah. Pada akhir serangan, daerah yang terkena
tampak berwarna lebih pink dari biasanya atau kebiruan. Jari tangan dan jari kaki bisa mengalami mati
rasa, kesemutan, rasa tertusuk jarum atau rasa terbakar.Menghangatkan tangan
atau kaki akan mengembalikan warna dan sensasi yang normal. Tetapi pada
fenomena Raynaud yang berlangsung lama (terutama jika disertai dengan skleroderma),
perubahan kulit jari tangan/kaki bersifat menetap; kulit tampak licin, mengkilat
dan kencang. Di ujung jari tangan/kaki bisa timbul luka terbuka yang terasa
nyeri.
c.
Diagnosa
Untuk membedakan antara
penyumbatan dan kejang arteri, dilakukan pemeriksaan laboratorium sebelum dan
setelah penderita terpapar oleh dingin.
d.
Pengobatan
Penderita dapat
mengendalikan penyakit Raynaud yang ringan dengan melindungi tubuh, lengan dan
tungkainya terhadap dingin dan dengan meminum obat tidur yang ringan.
Penderita harus berhenti merokok karena nikotin menyebabkan pengkerutan pembuluh darah. Untuk beberapa penderita, teknik relaksasi (misalnya biofeedback), bisa mengurangi kejang.Penyakit Raynaud biasanya diobati dengan prazosin atau nifedipine.
Bisa juga diberikan phenoxybenzamine, metildopa atau pentoxifylline. Jika terjadi cacat dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan lainnya, dilakukan pemotongan saraf simpatis untuk mengurangi gejala, tetapi berkurangnya gejala hanya berlangsung selama 1-2 tahun.
Pembedahan ini (simpatektomi), biasanya lebih efektif dilakukan pada penderita penyakit Raynaud., bukan pada fenomena Raynaud. Fenomena Raynaud diobati dengan mengobati penyakit penyebabnya.Bisa diberikan phenoxybenzamine.Obat-obat yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah (misalnya beta blocker, clonidine dan preparat ergot) bisa memperburuk fenomena Raynaud.
Penderita harus berhenti merokok karena nikotin menyebabkan pengkerutan pembuluh darah. Untuk beberapa penderita, teknik relaksasi (misalnya biofeedback), bisa mengurangi kejang.Penyakit Raynaud biasanya diobati dengan prazosin atau nifedipine.
Bisa juga diberikan phenoxybenzamine, metildopa atau pentoxifylline. Jika terjadi cacat dan tidak dapat diatasi dengan pengobatan lainnya, dilakukan pemotongan saraf simpatis untuk mengurangi gejala, tetapi berkurangnya gejala hanya berlangsung selama 1-2 tahun.
Pembedahan ini (simpatektomi), biasanya lebih efektif dilakukan pada penderita penyakit Raynaud., bukan pada fenomena Raynaud. Fenomena Raynaud diobati dengan mengobati penyakit penyebabnya.Bisa diberikan phenoxybenzamine.Obat-obat yang menyebabkan pengkerutan pembuluh darah (misalnya beta blocker, clonidine dan preparat ergot) bisa memperburuk fenomena Raynaud.